Menghargai Air sebagai Sumber Kehidupan Peradaban Manusia

Menghargai Air berarti menghargai kehidupan. Air sebagaimana kita ketahui adalah senyawa penting sebagai sumber kehidupan berbagai makhluk di muka bumi. Berbagai bentuk air, seperti cair, padat maupun gas dapat kita temui di permukaan bumi ini.  Air tidak hanya kita manfaatkan sebagai sumber konsumsi makhluk hidup ketika haus. Secara luas air di permukaan bumi ini telah dimanfaatkan sebagai sebuah sarana penopang kehidupan oleh manusia.


Sejak masa lalu peradaban manusia dapat mengolah dan mengelola aliran di permukaan Bumi untuk menopang berbagai aspek kehidupan manusia. Manusia mengetahui Sumber Daya Air adalah sangat penting untuk keberlangsungan kehidupan komunitas masyarakatnya. Hingga akhirnya manusia juga telah mampu memanfaatkan sumber daya air tersebut untuk mengembangkan kehidupan makhluk lainnya, seperti hewan dan tumbuhan di atas muka bumi ini.

 

Sejarah panjang tentang Pengelolaan Sumber Daya Air dan segala bentuk infrastrukturnya kemudian telah tercatat dan dibuktikan melalui penemuan Sejarah Peradaban Manusia. Peradaban awal manusia modern yang telah menemukan kemampuan menulis aksara di Kawasan Mesopotamia (Negara Irak saat ini) menuliskan bahwa kehidupan manusia modern adalah yang mampu mengelola sumber daya air untuk bercocok tanam dan mengelola peternakan. Aspek utama untuk mampu mengembangkan pertanian dan peternakan tersebut adalah ketersediaan air yang melimpah dan kontinu. Pada akhirnya manusia mengolah sumber daya air dari aliran sungai tersebut menjadi sebuah jaringan-jaringan kecil untuk dialirkan ke lahan-lahan pertanian mereka.

 

Manusia menemukan bahwa air selalu mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah, yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Namun pada akhirnya manusia juga mampu melihat dan memodifikasi sebuah fenomena hidrolika yang menggerakkan air dari tempat rendah ke tempat yang tinggi, dengan prinsip Fluida Tekanan pada air tersebut. Berbagai penemuan teknologi yang berkaitan dengan pengelolaan air akhirnya telah hadir dan semakin banyak. Kehidupan manusia akhirnya semakin berkembang dan menemukan banyak kemudahan sejalan dengan kemajuan peradaban manusia.

 

Pada akhirnya kemajuan penemuan dan pengelolaan sumber daya air tersebut tidak begitu sejalan dengan kesadaran manusia terhadap ketersediaan air tersebut. Manusia berlomba-lomba untuk membangun berbagai bangunan air yang megah dan monumental, namun kurang mampu untuk mengembalikan “penghargaan” untuk air tersebut. Air yang begitu berlimpah tersebut justru tidak dihargai kebersihan dan ketersediaannya untuk makhluk lainnya. Sebagian ketersediaan air permukaan di daratan mulai tercemar, dan menjadi sebuah “kantong sampah” bagi masyarakat. Kebiasaan tersebut akhirnya menciptakan habitat dan ekosistem baru bagi kehidupan makhluk hidup yang tidak sehat untuk peradaban manusia, bahkan hewan dan tumbuhan disekitarnya.

Diluar sejarah yang tercatat tentang berbagai kemajuan penemuan pengelolaan sumber daya air di muka bumi, manusia melupakan tentang kisah-kisah masa lampau tentang wabah air yang merusak kehidupan manusia. Air yang telah dilimpahkan di muka bumi ini merupakan sebuah wadah kehidupan berkelanjutan yang harusnya dipelihara dan dijaga kebersihannya. Berbagai bentuk kampanye kebersihan air oleh berbagai instansi dan lembaga independen yang memperhatikan kebersihan air banyak terabaikan. Kurangnya edukasi dan informasi ajakan yang didalihkan oleh masyarakat ketika mereka menerima teguran tentang membuang sampah atau “menyia-nyiakan” ketersediaan air tersebut menjadi sebuah alasan luas. Jadi pihak mana yang mau disalahkan?

 

Kita mungkin akan kembali ke kalimat awal pembukaan, bahwa: Menghargai Air berarti menghargai kehidupan. Prinsip ini dikembalikan kepada manusia ketika pertama kali menemukan air sebagai sumber kehidupan. Ketika kita mulai mencoba mengelola dan mengubah bentuk sumber air permukaan menjadi sebuah pola baru untuk meningkatkan kemudahan kehidupan manusia, prinsip untuk Menghargai Air harus dicatatkan. Apakah kita mau air hilang dari muka bumi, dan kita harus menggali ke dalam tanah hanya untuk meminum air? Air yang sudah tersedia di atas daratan bumi ini, namun tercemar sampah jelas tidak akan mau untuk menyentuhnya. Bagaimana dengan kehidupan lainnya, seperti hewan dan tumbuhan tanpa air. Bagaimana nasib kehidupan di Bumi ketika air sudah tercemar semua, kemudian habis?

 

Kawasan kita yang tidak mengalami krisis air memiliki sebuah misi untuk tetap mempertahankan ketersediaan air tersebut. Menghargai air yang diteruskan menjadi sebuah prinsip untuk menghargai kehidupan kedepannya, adalah sebuah alasan yang perlu kita pegang dan terapkan. Kenapa menghargai air berarti menghargai kehidupan? Kita akan memahami pertanyaan ini ketika kebutuhan dasar kita tidak dapat terpenuhi. Ketika anda haus di sebuah lapangan luas dan diterjang sinar matahari yang terik, disitu kita akan mencari air. Mencari air untuk menghapus dahaga kita.

 

Selamat Hari Air Sedunia XXIX tahun 2021. Yuk belajar menghargai Air.

 

#HariAirDuniaXXIX2021

#MengelolaAirUntukNegeri

#SigapMembangunNegeri

 

Tomy Tegar saya seorang civil engineer yang menyukai seni dan menulis

Belum ada Komentar untuk "Menghargai Air sebagai Sumber Kehidupan Peradaban Manusia"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel