Pengertian Atap dan Jenis-jenis Bentuk konstruksinya untuk bangunan Rumah

Atap adalah sebuah elemen dari bangunan rumah yang berfungsi melindungi konstruksi bangunan dan isinya dari paparan sinar matahari dan pengaruh air hujan. Sementara itu, Konstruksi Atap adalah sebuah struktur penutup bagian atas yang dirancang dengan bentuk-bentuk tertentu dan disusun dari material-material tertentu agar menciptakan sebuah konstruksi atap yang memiliki nilai fungsi dan juga estetika.

Atap diketahui memiliki beragam bentuk konstruksi yang strukturnya disusun oleh konstruksi kuda-kuda tertentu. Konstruksi kuda-kuda adalah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk mendukung beban atap seperti material penutup atap (termasuk berat kuda-kuda itu sendiri), serta memberi bentuk tertentu pada atap.

Beberapa jenis kontruksi atap yang telah kita ketahui dan lazim digunakan antara lain adalah sebagai berikut.

  1. Konstruksi kuda-kuda kayu
  2. Konstruksi kuda-kuda baja/baja ringan
  3. Konstruksi kuda-kuda besi
  4. Konstruksi kuda-kuda komposit/pelat beton
  5. Konstruksi kuda-kuda Kubah 


Bagian-bagian Elemen Konstruksi Atap

Kontruksi atap yang paling sering digunakan di kawasan negara Indonesia adalah jenis Konstruksi atap Kayu dan Konstruksi Atap Baja Ringan. Jenis konstruksi berbentuk segitiga ini sangat lumrah digunakan karena menyesuaikan dengan kondisi alam & geografis di kawasan Tropis yang memiliki curah hujan tinggi dan menerima limpahan cahaya matahari yang banyak. Jenis konstruksi kuda-kuda kayu dan baja ringan sangat cocok dan mampu menyesuaikan dengan kebutuhan estetika Seni Arsitektur dari Budaya Setempat.

Struktur Atap memiliki beberapa bagian (elemen) yang menyusun konstruksi atap secara utuh. Beberapa bagian-bagian atap antara lain adalah.

  1. Kuda-kuda; merupakan sebuah elemen konstruksi atap berupa susunan rangka batang vertikal, horizontal dan diagonal, yang berfungsi untuk membentuk sebuah atap menjadi bentuk tertentu dan mendukung beban atap, elemen atap lainnya dan penutup atap. Lazimnya kuda-kuda atap berbentuk segitiga dengan sudut yang beragam. Tapi dengan beragam kemajuan dan bentuk desain atap pada bangunan, kuda-kuda juga dapat berbentuk trapesium, kubah, kerucut atau bentuk lainnya. Kuda-kuda atap dianalogikan sebagai rangka “tulang” yang membentuk “tubuh” konstruksi atap.
  2. Nok; adalah sebuah elemen konstruksi atap yang menjadi pertemuan puncak dari 2 kemiringan atap. Nok merupakan sebuah balok yang terletak diatas pucuk kuda-kuda yang berfungsi untuk mengunci secara presisi kuda-kuda bagian atas. Nok biasanya ditemukan pada konstruksi atap dengan stuktur kuda-kuda berbahan kayu atau baja ringan.
  3. Gording; Gording merupakan elemen konstruksi atap berupa balok yang memiliki ukuran sama dengan kuda-kuda yang berfungsi untuk menopang menopang rangka atap dan menghubungkan kuda-kuda.
  4. Kasau; adalah sebuah elemen dalam struktur atap berupa balok berukuran ½ atau 2/3 dari ukuran gording yang tersusun searah dengan kemiringan kuda-kuda atau atap. Kasau ini berfungsi untuk menopang susunan reng & penutup atap diatasnya.
  5. Reng; merupakan sebuh elemen dalam struktur atap berupa balok berukuran ½ dari ukuran kasau yang tersusun searah dengan Gording, atau melintang terhadap arah kemiringan atap/kuda-kuda. Reng merupakan landasan atau pijakan penutup atap yang jumlah dan jarak antar reng tergantung dari ukuran penutup atap diatasnya.
  6. Suai Angin; adalah sebuah elemen dalam struktur atap berupa balok yang melintang secara diagonal sebagai penghubung atau pengikat antar kuda-kuda.
  7. Penutup Atap; merupakan elemen atap yang menutup seluruh konstruksi atap agar terhindar dari pengaruh air hujan dan paparan sinar matahari. Penutup atap terbuat dari berbagai jenis material, seperti tanah liat, lembaran seng, lembaran baja ringan, ijuk, daun rumbia, atap beton, atap asbes dan lain-lain.
  8. Jurai; merupakan sebuah elemen dari konstruksi atap yang menjadi pertemuan luar dari dua kemiringan atap. Jurai terdiri dari 2 jenis, yaitu Jurai Luar & Juar Dalam. Jurai Luar (Hip) adalah pertemuan dua kemiringan atap tepat dibawah struktur nok, sementara Jurai Dalam (Valley) adalah pertemuan dua kemiringan atap yang saling bersebelahan dan menjorok ke dalam kemudian dilengkapi dengan balok, papan serta seng talang.
  9. Talang; adalah sebuah elemen konstruksi atap yang berfungsi sebagai penampung air hujan yang diarahkan menuju saluran pembuangan. Talang memiliki beberapa tipe berdasarkan bentuk dan posisinya. Beberapa jenis tipe Talang antara lain adalah; Talang Ujung Atap, Talang Tembok, Talang Jurai Dalam, Talang Tersembunyi, dan lain-lain.

 

Jenis-jenis Bentuk Atap

Konstruksi Atap memiliki beragam bentuk atau desain, tergantung dari konstruksi yang dibuat berdasarkan kebutuhan bangunan. Jenis-jenis bentuk atap tersebut memiliki bentuk-bentuk yang terkadang disesuaikan dengan asal dari desain seni arsitektur dan menjadi ciri khas tertentu. Selain memiliki keunikan, bentuk-bentuk atap yang beragam tersebut menyesuaikan dengan fungsi dan kebutuhan bangunan terhadap kondisi alam sekitarnya atau geografisnya.

Berikut ini adalah beberapa jenis-jenis atap bangunan rumah atau gedung berdasarkan bentuk-bentuknya dan material penyusunnya.

  • Atap Datar (Flat Truss); adalah jenis atap berbentuk datar dengan kemiringan penutup atapnya berkisar 0-3% saja. Atap datar biasanya menjadi pilihan masyarakat tertentu di kawasan tertentu yang kesulitan mendapatkan material kayu, curah hujan yg rendah, tinggal di area sempit dan alasan lainnya. Atap Datar saat ini dianggap sebagai desain yang minimalis dan sedang trend berkonsep industrial & futuristik.

Atap Datar

  • Atap Model Mansard; merupakan jenis atap dengan kerangka dasar berbentuk limas segi empat, namun dengan struktur yang berundak-undak atau bersusun seperti bertingkat. Jenis atap ini banyak ditemui di kawasan Eropa, terutama di Negara Prancis yang lekat dengan Seni Arsitektur Rakoko. Jenis atap Mansard memiliki empat sisi dimana terdapat 2 lereng di masing-masing sisi atap.

 

Atap Mansard

  • Atap Pelana (Gable Truss); adalah jenis atap sederhana yang paling umum ditemukan di berbagai kawasan dunia. Atap Pelana memiliki struktur berbentuk segitiga sama kaki dengan kemiringan tertentu (± 30 derajat), yang terhubung oleh satu nok dan suai. Atap pelana paling sering digunakan oleh berbagai macam bangunan rumah & gedung.

Atap Pelana

  • Atap Limas; merupakan jenis atap berbentuk segitiga dengan struktur seperti piramida. Bidang berbentuk segitiga berjumlah 2 akan bertemu dengan 1 garis jurai, sementara bidang miring lainnya dapat berbentuk trapesium atau segitiga juga dan saling menyatu digaris bubungan atap atau garis nok. Atap jenis ini merupakan pengembangan dari struktur atap pelana, namun memiliki kesan yang lebih kompleks dan modern.

Atap Limas

  • Atap Perisai (Hip end Truss); adalah jenis atap yang sama seperti Atap Limas, namun memiliki bentuk yang lebih elegan, lebih panjang dan terkadang memiliki bentuk yang beliku mengikuti bentuk denah bangunan yang ada di bawahnya. Atap ini memiliki struktur yang terdiri dari empat kemiringan atap, satu nok & empat nok jurai. Atap jenis ini cukup sering ditemukan diberbagai Gedung Kantor atau Gedung Pemerintahan di Indonesia.

Atap Perisai

  • Atap Kubah (Dome Roof); merupakan jenis atap berbentuk kubah (melengkung) atau struktur setengah bola. Atap Kubah merupakan warisan Seni Arsitektur Abad Pertengahan di Kawasan Eropa Kuno yang tersebar hingga ke Asia Barat & Jarizah Arab. Atap Kubah kerap diaplikasikan untuk bangunan-bangunan Kerajaan Romawi masa lampau atau bangunan religius.

Atap Kubah

  • Atap Melengkung; adalah jenis atap berbentuk melengkup dengan radius tertentu mengikuti bentuk denah bangunan dibawahnya. Atap Melengkung merupakan jenis atap berkonsep modern atau futuristik yang menonjolkan nilai-nilai estetika dan keunikannya. Atap Melengkung biasanya ditemukan pada bangunan atau rumah-rumah yang menerapkan Seni Arsitektur Kontemporer.

Atap Melengkung

  • Atap Joglo; merupakan jenis atap tradisional Adat Jawa dengan ciri variasi atau modifikasi berbentuk setengah perisai. Bentuk Atap Joglo ini terdiri dari empat kemiringan atap, satu nok puncak dan empat nok jurai. Pada tiap kemiringan atap ada perubahan sudut kemiringan atap, dengan atap bawah sebesar 25 derajat dan kemiringan atas berkisar 45 derajat. Atap Joglo ini sangat unik, seperti yang ditemukan pada konstruksi Atap Mansard, tp dengan bentuk yang berbeda dan memiliki ciri khas tertentu.

Atap Joglo

  • Atap Runcing/Kerucut (Cone Roof); adalah jenis atap dengan konstruksi runcing dengan sudut kecuraman lebih dari 30 derajat derajat hingga nyaris mendekati 70 derajat, tergantung tinggi atap & lebar bentang kuda-kuda.  Atap jenis ini banyak diaplikasikan pada bangunan-bangunan kastil atau istana kerajaan di sekitar kawasan Eropa kuno. Atap Kerucut ini juga cukup unik karena kecuraman atapnya dan sering disebut atap limasan (dengan penampang bawah berpola bulat atau kota).

Atap Runcing

  • Atap Gergaji; merupakan jenis atap menerus seperti susunan gerigi gergaji dengan pola dasar konstruksi atap pelana yang digunakan diatas 2 buah bidang denah atau lebih. Atap Gergaji umumnya ditemukan pada bangunan Gedung Pabrik, Industri atau Hangar dengan bentang lebar yang cukup panjang dan luas.  Sudut atap Gergaji ini berkisar 30 – 60 derajat, dengan tujuan melindungi beberapa properti barang atau pekerja yang ada dibawah atap dari sinar langsung matahari.

Atap Gergaji

Jenis-jenis Bahan Material Penutup Atap

Dari beragam jenis-jenis bentuk atap tersebut, Konstruksi atap memiliki ragam jenis penutup atap dari berbagai jenis material.  Bahan atau material penutup atap biasanya dipilih dari ketersediaan bahan dari lingkungannya atau yang tersedia di pasar bahan bangunan. Selain itu pertimbangan pemilihan bahan/material penutup atap juga berdasarkan anggaran, nilai ekonomis dan estetika.

Berikut ini adalah beberapa jenis bahan atau material penutup atap yang banyak ditemui di pasar bahan bangunan.

  • Atap Seng; merupakan jenis bahan penutup atap yang terbuat dari bahan seng. Jenis material ini paling mudah ditemukan diberbagai pasar bahan bangunan, dan dapat digunakan juga sebagai sekat bangunan. Material atap seng merupakan jenis material atap yang ringan dengan penampang yang cukup luas, serta tidak membutuhkan banyak kerangka reng.

Atap Seng

  • Atap Genteng Tanah Liat; adalah jenis bahan penutup atap yang terbuat dari tanah liat berwarna merah. Jenis material penutup atap ini banyak ditemukan di berbagai kawasan di Indonesia dengan beragam bentuk model yang menyesuaikan dengan bentuk cetakan genteng tersebut. Atap Genteng Tanah Liat membutuhkan banyak kerangka reng yang cukup banyak dengan kemiringan kuda-kuda yang tidak terlalu curam agar tidak mudah melorot.

Genteng Tanah Liat

  • Atap Genteng Beton; adalah jenis bahan penutup atap yang terbuat dari bahan beton. Jenis material penutup atap ini sangat banyak ditemukan di berbagai tempat, karena sangat mudah dibuat dan dicetak. Jenis material penutup atap ini nyaris sama seperti atap genteng tanah liat yang dibuat dengan cara dicetak, namun desainnya lebih variatif dan beragam. Kelemahan dari material penutup atap ini adalah bobotnya yang cukup berat, sehingga membutuhkan konstruksi kuda-kuda yang kokoh dan kuat.

Genteng Beton

  • Atap Genteng Metal; adalah jenis bahan penutup konstruksi atap yang terbuat dari logam anti karat yang merupakan campuran dari aluminium, besi, tembaga dan seng. Kelebihan dari atap genteng metal ini lebih ringan dari material atap lainnya, mudah dipasang, anti lumut, tidak mudah terbakar dan pecah. Namun dalam proses pemasangannya perlu ketelitian agar tidak terjadi kebocoran di sudut atap.

Genteng Metal

  • Atap Asbes; adalah jenis material penutup atap yang terbuat dari bahan asbes. Karakteristik dan desain atap asbes sangat mirip dengan atap Seng, serta memiliki keunggulan harga yang sangat murah dan bobot material yang sangat ringan. Kekurangan material atap ini sangat rentan retak dan pecah dan memiliki bau yang cukup menyengat dan tidak cocok dengan individu tertentu.

Genteng Asbes

  • Atap Genteng Keramik; merupakan jenis bahan penutup konstruksi atap yang terbuat dari bahan tanah liat yang dilapis dengan pewarna glatzur yang sering ditemukan pada bahan bangunan keramik. Atap genteng ini memiliki harga yang cukup mahal dan biasa digunakan pada rumah-rumah mewah. Genteng keramik ini tidak mudah pudar, tahan terhadap api dan tidak mudah berlumut.

Genteng Keramik

  • Atap Genteng Kaca; merupakan jenis bahan penutup konstruksi atap yang terbuat dari material kaca. Jenis material penutup atap ini digunakan agar membuat cahaya matahari dapat dengan mudah masuk ke dalam ruangan dan menerangi interior rumah. Kekurangan dari material kaca ini sangat mudah pecah dan dapat meningkatkan suhu ruangan di dalam rumah karena pengaruh sinar matahari yang masuk.

Genteng Kaca

  • Atap Genteng Serat Fiber; adalah jenis bahan penutup atap yang berbentuk seperti seng namun material bahannya berupa plastik fiber atau polycarbonat. Karakteristik jenis penutup atap ini sangat ringan dan transparan. Jenis penutup atap ini biasanya digunakan di rumah-rumah tinggal dengan tujuan dapat meneruskan cahaya masuk ke dalam ruangan rumah tertentu.

Gentang Serat/Fiber

Demikian ulasan tentang definisi konstruksi atap serta jenis-jenisnya yang telah kita temukan dari lingkungan kita. Artikel terkait lainnya dapat menelusuri beranda laman ini.

Tomy Tegar saya seorang civil engineer yang menyukai seni dan menulis

1 Komentar untuk "Pengertian Atap dan Jenis-jenis Bentuk konstruksinya untuk bangunan Rumah"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel