POTENSI LIMBAH KELAPA SAWIT DALAM CAMPURAN BETON
POTENSI
LIMBAH KELAPA SAWIT DALAM
CAMPURAN BETON
Diajukan untuk mengikuti Lomba Inovasi Bahan Bangunan Tingkat Nasional
Indonesian Civil and Environmental Festival (ICEF)
“Eco-Village 2013”
Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Pertanian Bogor
Tahun
2013
POTENSI LIMBAH KELAPA SAWIT DALAM CAMPURAN BETON |
Tim
Beton Batekang
Jurusan
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Palangka Raya
Kampus Unpar Tunjung Nyaho Jalan Yos Sudarso Kotak Pos
2/PLKUP Palangka Raya (73112)
Propinsi Kalimantan Tengah
betonbatekang@gmail.com
Abstrak
Pada saat ini pembangunan di bidang konstruksi mengalami peningkatan yang
luar biasa. Dengan demikian ketersediaan material alam seperti agregat kasar,
agregat halus maupun bahan penyusun semen sangatlah terbatas dan tidak dapat
diperbaharui, dilain pihak permintaan akan material tersebut terus meningkat.
Dalam hal ini perlu dicoba untuk menggunakan suatu alternatif untuk
memanfaatkan bahan-bahan yang selau tersedia di alam dan berbentuk limbah yang
tidak digunakan namun dapat dimanfaatkan. Salah satu alternatif yang dicoba adalah limbah pertanian yang
diproyeksikan untuk menggantikan sebagian material penyusun beton, sehingga
dapat mengurangi pemakaian material tersebut dan dapat mengurangi limbah
pertanian di lingkungan sekitar.
Limbah pertanian merupakan hasil, bahan maupun sisa produksi pertanian yang
merupakan material organik. Limbah hasil pertanian dapat berupa limbah hasil
peternakan, perkebunan maupun persawahan. Kelapa sawit merupakan salah satu
hasil pertanian di bidang perkebunan yang menghasilkan banyka limbah yang tidak
banyak termanfaatkan. Kandungan kelapa sawit yang diolah dengan cara pembakaran
menghasilkan abu pembakaran yang banyak kandungan silika yang menjadi bahan
penyusun semen. Pemanfaatan limbah ini digunakan untuk menggantikan sebagian
kebutuhan semen pada campuran beton.
Rancangan penelitian ini dilakukan dengan membuat sampel benda uji
berbentuk kubus dengan dimensi 15 x 15 x 15. Target mutu beton adalah K-250
dengan persentase substistusi abu pembakaran kelapa sawit terhadap materi semen
diantara kisaran 5 – 25 %. Penggantian sebagian kebutuhan semen ini
diprediksikan akan menghasilkan kuat tekan yang tetap optimal dan efisien
terhadap biaya produksi.
Kandungan silika pada abu pembakaran kelapa sawit bereaksi dengan kapur
bebas pada semen dan menciptakan ikatan yang cenderung meningkat. Perlu adanya
percobaan terhadap reaksi kima campuran ini
untuk menciptakan beton mutu tinggi di masa mendatang.
Kata kunci:
limbah kelapa sawit, material organik, silika, reaksi kimia, persentase,
substitusi, efisien.
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Indonesia
merupakan Negara dengan produktifitas hasil pertanian yang melimpah. Berbagai
sektor hasil pertanian merupakan komoditas unggulan untuk bahan-bahan ekspor
maupun konsumsi dalam negeri. Dari
kenyataan tersebut menunjukkan bahwa Indonesia merupakan Negara Agraris dengan
ragam hasil produk pertanian di berbagai daerah dengan berbagai ciri pertanian
yang beragam pula. Hal tersebut ditenggarai oleh keadaan tanah Indonesia yang
subur dan mendapat limpahan sinar matahari dan curah hujan yang tinggi
sepanjang tahunnya.
Dalam
pengelolaan dan pemanfaatan sektor pertanian ini ternyata juga menghasilkan
berbagai persoalan berupa dampak dan hasil yang didapat setelahnya. Dampak
tersebut berupa limbah alami maupun limbah non-alami yang tidak termanfaatkan
dan cukup menganggu lingkungan sekitar karena kuantitas yang dihasilkan maupun
kandungannya. Keberadaan limbah hasil pertanian ini ternyata cukup berdampak
buruk terhadap lingkungan, walaupun limbah ini dapat diuraikan oleh lingkungan
dan bermanfaat balik terhadap lingkungannya. Namun dari kuantitas yang
dihasilkan ternyata limbah pertanian cukup menyulitkan dan menganggu estetika
tata guna lahan. Hal ini dikarenakan belum optimalnya bentuk pengelolaan limbah
pertanian yang inovatif dan
berkelanjutan. Dari pengelolaan limbah pertanian ini diharapkan dapat
dimanfaatkan kembali untuk berbagai bidang, diluar bidang pertanian dan
perkebunan. Salah satu inovasi yang cukup menarik dalam bidang ilmu teknik
sipil adalah potensi penggunaan limbah pertanian sebagai bahan campuran beton dalam
bidang konstruksi.
Beton
adalah salah satu bentuk konstruksi bangunan kaku. Bahan ini terbentuk dari
campuran semen, agregat (material) berupa pasir, batu dan bahan tambahan
lainnya, serta dicampur dengan air sehingga menghasilkan pasta semen segar yang
akan mengeras dan mengikuti cetakan (mold)
sehingga menghasilkan bahan yang dinamakan beton. Beton memilki karakteristik
bahan yang mudah dibentuk menyesuaikan cetakan pada saat masih berbentuk pasta
dan akan mengeras dalam waktu relatif
lama. Kekuatan beton justru akan meningkat di umur yang lama dan
mencapai kekuatan maksimum ketika mencapai atau melewati umur 28 hari.
Karakteristik kekuatan beton ini terletak pada
kemampuannya menerima kuat tekan.
Pemanfaatan bahan-bahan pembentuk beton (semen, agregat,
dll) sama lajunya dengan permintaan yang
tinggi terhadap kebutuhan material tersebut di proyek-proyek pengecoran. Hal ini
menyebabkan tingginya harga-harga material di pasaran. Selain itu permintaan
tersebut juga memaksa peningkatan produktivitas bahan-bahan pertambangan
penyusun beton tersebut yang tidak dapat diperbaharui. Melirik kenyataan ini,
perlu adanya suatu alternatif yang dapat menggantikan bahan-bahan tersebut
sehingga mengurangi beberapa permasalahan lingkungan di atas. Salah satunya
adalah dengan pemanfaatan limbah-limbah yang berasal dari lingkungan itu
sendiri, seperti limbah pertanian.
Limbah
pertanian dapat berupa limbah
perkebunan, limbah peternakan atau limbah persawahan. Dari limbah
perkebunan tersebut ditemukan limbah kelapa sawit yang memiliki kuantitas yang
cukup besar. Hal ini disebabkan karena perkebunan sawit di Indonesia, khususnya
pulau Kalimantan sangat besar. Kelapa
sawit diharapkan menjadi salah satu alternatif bahan campuran beton yang dapat
meningkatkan mutu beton kedepannya. Selain itu dengan penggunaan limbah kelapa
sawit ini juga dapat memangkas biaya produksi terhadap pemanfaatan semen dan
materialnya untuk kegiatan pencetakkan beton, serta meningkatkan nilai jual
limbah kelapa sawit itu sendiri.
Limbah
merupakan sisa hasil produksi yang oleh masyarakat dan pemerintah dianggap
merupakan material yang menganggu kehidupan manusia. Untuk itu perlu
dimanfaatkan semaksimal mungkin agar dapat bermanfaat bagi kelangsungan hidup
manusia sehingga limbah bukan lagi sebagai pengganggu kehidupan manusia. Dari
beberapa kelebihan dan kekurangan kelapa sawit ini, menjadi objek penelitian
terhadap keberadaan limbah padat kelapa sawit. Keberadaan limbah kelapa sawit
jenis ini cukup banyak ditemukan dilingkungan sekitar dan lebih mudah dikelola
sebagai bahan bakar. Serabut, cangkang dan tandan kelapa sawit yang tidak
terpakai tersebut dapat dijadikan sumber api dan arang buatan. Kandungan
minyaknya yang cukup banyak membuat kita cukup menyulutkan api kecil untuk menghasilkan
pembakaran yang besar.
Rumusan
Masalah
Perumusan masalah pada penulisan ini adalah:
- Jumlah persentase (%) limbah pertanian kelapa sawit dalam mensubstitusikan jumlah semen pada beton.
- Kuat tekan maksimum yang dicapai pada campuran limbah pertanian kelapa sawit dengan beton.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penelitian ini diantaranya:
- Mengembangkan ide dan konsep pemanfaatan limbah pertanian terhadap campuran beton.
- Mengetahui jenis limbah pertanian yang dapat dimanfaatkan sebagai campuran beton.
- Memprediksi kebutuhan limbah pertanian (kelapa sawit) dalam mensubstitusikan kebutuhan material penyusun beton.
- Mendapat hasil penelitian campuran limbah pertanian dengan beton berdaasarkan nilai kuat tekannya.
Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan adalah:
- Membuka wawasan dan pengetahuan terhadap keberadaan limbah-limbah di sekitar lingkungan yang dapat dimanfaatkan kembali, khususnya limbah pertanian.
- Mengembangkan pemanfaatan limbah pada campuarn beton, khususnya limbah-limbah pertanian.
- Merancang kuantitas kebutuhan jumlah limbah pertanian terhadap campuran beton.
- Memotivasi kalangan umum untuk memanfaatkan berbagai limbah daur ulang untuk mengurangi dampak keberadaan sampah.
- Mencari potensi alternatif dari keberadaan limbah/sampah.
TINJAUAN PUSTAKA
Umum
Beton
merupakan suatu material yang sangat sering dijumpai hampir pada setiap aspek
kegiatan sehari-hari, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai
contoh: jalan, jembatan gedung dan tempat tinggal. Dapat diambil kesimpulan
bahwa kegiatan sehari-hari sudah dipengaruhi oleh dampak perkembangan teknologi
beton, dapat pula dikatakan, bahwa modernisasi masyarakat tergantung juga pada
beton. Karena semakin modern suatu bangsa, maka peranan teknologi tentang beton
akan sangat dominan dan sangat berpengaruh pada proses pembangunan yang
menggunakan teknologi beton (Subakti,
1994). Kemajuan pengetahuan tentang beton telah dapat memenuhi berbagai
tuntutan pembangunan, misalnya dengan pemanfaatan bahan-bahan lokal atau bahan
pengganti yang didapat di daerah tertentu untuk mengubah sifat mortar semen
maupun karakteristik kuat tekannya. Maka akan menghasilkan suatu mutu beton
yang dapat memenuhi persyaratan.
Definisi Beton
Pada
umumnya, beton didefinisikan sebagai bahan bangunan yang diperoleh dengan
mencampurkan semen, air, dan agregat (dan kadang-kadang bahan tambah, yang
sangat bervariasi mulai dari bahan kimia tambahan, serat, sampai bahan bangunan
non-kimia) pada perbandingan tertentu. Campuran tersebut apabila dituangkan ke
dalam cetakan dan dibiarkan, maka akan mengeras seperti batuan. Proses
pengerasan ini terjadi akibat adanya reaksi kimia antara air dan semen yang
berlangsung selama waktu tertentu sehingga campuran tersebut selalu bertambah
keras setara dengan umurnya (Tjokordimuljo,
1996). Kekuatan, keawetan dan sifat beton yang bergantung pada sifat-sifat
dasar pembentuknya. Nilai perbandingan bahan-bahan, cara pengadukan maupun cara
pengerjaan selama proses pengerasan. Luasnya pemakaian beton disebabkan oleh
karena terbuat dari bahan-bahan yang umumnya mudah diperoleh, mudah diolah,
sehingga menjadi beton yang mempunyai sifat sesuai dengan pemakaian tertentu
dengan tujuan tertentu (Tjokordimuljo,
1996).
Sifat Beton
Sebagai
bahan konstruksi, penggunaan beton semakin meluas bila dibandingkan dengan
bahan-bahan lain. Penggunaan beton bersaing dengan bahan-bahan lainnya, seperti
kayu, baja, aspal, plastik dan sebagainya. Karena selain produksi beton mudah
didapat dan murah. Penggunaannya pada tempat-tempat tertentu, beton sangat
mudah diccetak menurut bentuk yang dikehendaki. Dimana yang paling diharapkan
dari suatu konstruksi adalah dapat memenuhi harapan yang maksimal, dengan
mengikuti variasi sifat-sifat beton, dan tidak hanya terpancang pada suatu
pandangan saja (Murdock L. J. dan Brook
K. M., 1991). Faktor-faktor yang sangat mempengaruhi kekuatan beton (Tjokordimuljo, 1996) adalah (a) Umur
beton; (b) Jenis semen; (c) Jumlah semen; (d) Sifat Agregat; (e) Faktor air
semen; serta (f) Kepadatan.
Material Penyusun Beton
Semen
Semen
merupakan bahan campuran yang secara kimawi aktif setelah berhubungan dengan
air. Agregat tidak memainkan peranan yang penting dalam reaksi tersebut, tetapi
berfungsi sebagai bahan pengisi mineral yang dapat mencegah perubahan-perubahan
volume beton setelah pengadukan selesai dan memperbaiki kewetan beton yang
dihasilkan (Mulyono, 2004). Semen
digunakan sebagai bahan perekat dalam campuran beton karena mempunyai sifat
adhesif dan kohesif yang mampu mengikat butir-butir material menjadi suatu
kesatuan. Campuran semen dengan air dinamakan pasta semen kemudian dicampur
dengan pasir dinamankan mortar semen, dan kemudian jika ditambah lagi dengan
kerikil atau batu pecah disebut beton (Samekto
dan Rahamdiyanto, 2001). Fungsi utama semen adalah untuk mengikat
butir-butir agregat hingga membentuk suatu massa padat dan mengisi
rongga-rongga udara diantara butir-butir agregat (Mulyono, 2004).
Agregat
Secara
umum berdasarkan ukuran nominal, agregat dibedakan menjadi dua jenis (Mulyono, 2004) yaitu:
1.
Agregat
Kasar (batu)
2.
Agregat
Halus (Pasir)
Air
Air
yang memenuhi persyaratan sebagai air minum memenuhi syarat pula untuk campuran
beton. Tujuan utama dari penggunaan air adalah agar terjadi hidrasi, yaitu
reaksi kimia antara air dan semen yang menyebabkan campuran ini menjadi keras
setelah beberapa waktu tertentu. Air yang dibutuhkan agar terjadi proses
hidrasi tidak banyak, kira-kira 20% dari berat semen.
Limbah Pertanian
Limbah
merupakan sisa hasil produksi yang oleh masyarakat dan pemerintah dianggap
merupakan material yang menganggu kehidupan manusia. Untuk itu perlu
dimanfaatkan semaksimal mungkin agar dapat bermanfaat bagi kelangsungan hidup
manusia sehingga limbah bukan lagi sebagai pengganggu kehidupan manusia.
Kelapa Sawit
Kelapa
Sawit bukanlah tanaman asli Indonesia, berasal dari daerah tropis di daerah
Afrika Barat. Tanaman Kelapa Sawit itu sendiri berada di Indonesia pada tahun
1848 didatangkan oleh Pemerintah Hindia-Belanda. Namun kelapa sawit merupakan
komoditas andalan penghasil devisa bagi Indonesia dari sektor Industri Agro.
Keberadaan Kebun-kebun kelapa Sawit menjadikan Indonesia merupakan salah satu
negara pengekspor terbesar sumber daya
alam ini. Kandungan kelapa sawit yang mengandung banyak minyak metah yang alami banyak dibuat untuk menghasilkan berbagai
olahan, seperti oli, minyak goreng, mentega, dll. Selain dari beberapa olahan
tersebut, minyak kelapa sawit dapat dimanfaatkan pula sebagai bahan bakar alami
untuk kompor masak dan kendaraan bermotor.
Dari Keberadaan Kelapa Sawit ini menjadi objek penelitian terhadap
keberadaan limbah padat kelapa sawit. Keberadaan limbah kelapa sawit jenis ini
cukup banyak ditemukan dilingkungan sekitar dan lebih mudah dikelola sebagai
bahan bakar. Serabut, cangkang dan tandan kelapa sawit yang tidak terpakai
tersebut dapat dijadikan sumber api dan arang buatan. Kandungan minyaknya yang
cukup banyak membuat kita cukup menyulutkan api kecil untuk menghasilkan
pembakaran yang besar.
Campuran Kelapa Sawit dengan Beton
Pembakaran
serabut, cangkang dan tandan kelapa sawit dalam jangka waktu yang relatif lama
akan menghasilkan abu dengan ukuran butiran yang halus. Abu hasil pembakaran
Kelapa sawit memiliki banyak kandungan Silika (SiO2) yang cukup
tinggi. Silika merupakan salah satu unsur pokok penyusun dari bubuk semen.
Kandungan silika pada bubuk semen sekitar 17-25 % (Tjokrodimulyo, 1992). Apabila unsur Silika ditambahkan pada
campuran beton, maka unsur Silika tersebut akan bereaksi dengan kapur bebas (
Ca(OH)2 ) yang merupakan unsur lemah dalam beton menjadi gel CSH
baru. Gel CSH nerupakan unsur utama yang mempengaruhi kekuatan pasta semen,
meningkatkan kuat lekat antara pasta semen dengan agregat dan kekuatan beton.
Berdasarkan
data yang ditampilkan pada Tabel di atas, abu sabut/serabut dan cangkang
sawit mengandung banyak silika, mencapai ± 60 %. Abu tandan sawit hanya
mengandung silika sebanyak 19 %.
Abu Kelapa Sawit adalah suatu bahan berupa
bubuk, yang ditambahkan ke dalam campuran semen segar diharapkan dapat mampu
mengubah sifat beton menjadi lebih mengikat agregat agar tidak mudah lepas dan
memiliki daya dukung/kuat tekan yang
yang diinginkan serta mengganti semen dalam hitungan persentase tertentu.
Dalam peninjauan campuran limbah kelapa sawit terhadap beton ini abu hasil pembakaran limbah pada kelapa sawit
ini akan menggantikan semen berdasarkan dari berat total semen. Keadaan bubuk
Silika yang dimaksud adalah dengan ketentuan ukuran butiran bubuk silika yang
seragam dengan ukuran butiran bubuk semen, atau yang lolos uji saringan No.
200. Bubuk yang diambil hanya dari pecahan-pecahan cangkang kelapa sawit yang
memang memiliki kandungan unsur Silika yang lebih tinggi dibandingkan serabut
dan tandannya. Bahan ini akan dicampurkan didalam adukan beton selama proses mixing. Dari pemanfaatan abu hasil
pembakaran limbah padat kelapa sawit ini sebagai bahan pengganti semen sebagai
salah satu bahan penyusun beton.
METODE PENULISAN
Pendekatan Penulisan
Metode penulisan yang digunakan
dalam penulisan karya tulis ini adalah metode penulisan dengan Pendekatan Studi
Pustaka yang dimulai dengan mengkaji beberapa informasi yang telah didapatkan sebelumnya baik dari media cetak
maupun media elektronik.
Beberapa kegiatan penelitian di lapangan
maupun pengalaman interaksi dengan lingkungan disekitar daerah pertanian &
perkebuan di daerah tingkat kabupaten/desa juga menjadi tambahan referensi
untuk penyusunan karya ilmiah ini menjadi lebih baik dan bersifat informatif.
Sumber Penulisan
Sumber penulisan utama dilakukan
dengan melakukan pencarian dan observasi terhadap sumber-sumber literatur yang
seperti jurnal ilmiah, tugas akhir maupun laporan-laporan penelitian terkait,
baik yang terdapat di media tertulis maupun media cetak. Kegiatan praktikum dan
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya juga menjadi bahan kajian terhadap
sumber penulisan.
Sasaran Penulisan
Sasaran Penulisan disesuaikan dengan tujuan penyusunan
proposal. Sasaran penulisan adalah kalangan sivitas teknik sipil dan penyehatan
lingkungan yang ingin mencari alternatif terhadap pemanfaatan limbah-limbah
pertanian terhadap nilai efektifitas dan pengaruhnya terhadap campuran beton.
Pemanfaatan limbah kelapa sawit yang memiliki jumlah yang cukup besar di lahan
perkebunan diharapkan dapat mengurangi timbunan sampah serta meningkatkan nilai
ekonomi dan fungsi dari limbah tersebut.
Tahapan Penulisan
Tahapan penulisan hingga penyusunan dimulai dengan
langkah merangkum materi yang telah dikumpulkan sebelumnya. Penulisan
dilanjutkan sesuai kerangka dan format yang disesuaikan dengan Term Of Reference (TOR) dan
dikonsultasikan dengan dosen pembimbing mengenai perihal susunan dan isi
proposal tersebut.
PEMBAHASAN
Hasil Kajian Kelapa Sawit
Pulau Kalimantan memiliki luas geografis 743.107.000 km2.
Dari data tersebut, Pulau Kalimantan berada di urutan Ketiga Dunia setelah
Tanah Hijau dan Pulau Papua dalam luasan daratannya. Dari data-data iklim dan
luas yang dimiliki Pulau Kalimantan tersebut, menjadikan tanah Kalimantan
target penggarapan bidang Perkebunan dan Pertambangan. Salah satu sektor yang
terkenal dari Sumber Daya Alam di Pulau Kalimantan adalah perkebunan Kelapa
Sawit. Keberadaan perkebunan kelapa sawit didukung oleh keadaan tanah yang
cocok dan lahan yang sangat luas untuk dikembangkan, selain karena keberadaan
perusahaan-perusahaan besar yang mengambil bagian dalam pengelolaan sektor
perkebunan Kelapa Sawit ini. Peran serta masyarakat dalam penggarapan kebun
kelapa sawit ini juga mendukung perluasan lahan kelapa sawit di tanah
Kalimantan. Berdasarkan kenyataan ini ketersediaan kelapa sawit sangat melimpah
dan selalu diproduksi.
Pengembangan Limbah Kelapa Sawit
Limbah
adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun
rumah tangga. Limbah Kelapa Sawit merupakan suatu sisa hasil produk pertanian
yang tidak termanfaatkan. Berdasarkan materi tersebut pemanfaatan limbah kelapa
sawit menjadi bahan substitusi salah satu material (semen) pada penyusun beton
adalah salah satu alternatif untuk mengurangi penggunaan semen ditinjau dari
segi harga maupun ketersediaan jumlahnya. Dengan inovasi menggantikan semen dalam persentase tertentu
(≤ 5%) dapat menghemat biaya dan mengurangi pemakaian bahan-bahan penyusun
beton yang keadaan alaminya tidak dapat diperbaharui.
Limbah
Padat Pabrik Kelapa Sawit berupa serabut atau cangkangnya mengandung banyak
silika. Apabila limbah tersebut dibakar akan menghasilkan abu yang mudah
terurai dan mudah digunakan pada campuran beton karena berbentuk bubuk atau
sama ukurannya dengan butiran semen (butiran abu sawit yang minimal tertahan di
saringan No. 200). Abu pembakaran kelapa sawit
mengandung ion alkali (kalium dan natrium). Pembakaran kelapa sawit juga
akan menyebabkan senyawa silika dan alkali karbonat bereaksi dan membentuk alkali
silikat. Penambahan abu sawit dalam campuran beton akan meningkatkan workability dan meningkatkan nilai slump.
Dalam
memproduksi abu hasil pembakaran limbah kelapa sawit relatif mudah dan
terjangkau karena cukup dengan menyulutkan api. Kandungan minyak yang tersisa
dan masih terkandung di limbah padat ini menjadi pemicu penghasil api dan
menciptakan panas yang cukup tinggi. Hasil abu tersebut didapat ketika suhu
menurun dan api telah padam. Kemudahan ini mencatat bahwa biaya produksi limbah
ini relatif murah dan mudah (˂Rp 1000/kg) serta dapat dikembangkan untuk
menghasilkan bahan substitusi semen.
Rancangan Limbah Kelapa Sawit sebagai campuran beton
Hasil
pembakaran kelapa sawit adalah suatu bahan berupa bubuk, yang ditambahkan ke
dalam campuran semen segar diharapkan dapat mampu mengubah sifat beton menjadi
lebih mengikat agregat agar tidak mudah lepas dan memiliki daya dukung/kuat
tekan yang yang diinginkan serta
mengganti semen dalam hitungan persentase tertentu. Dalam peninjauan campuran
limbah kelapa sawit terhadap beton ini abu
hasil pembakaran limbah pada kelapa sawit ini akan menggantikan semen sekitar
5-25% dari berat total semen. Berdasarkan kemungkinan persentase penggantian
semen ini dapat menghemat biaya pengecoran
konstruksi. Berikut adalah prediksi biaya pengecoran beton hasil substitusi limbah
kelapa sawit terhadap semen. Satuan harga disesuaikan dengan data harga
material dan bahan bangunan di Kota
Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah. Berikut data harga material/Bahan
bangunan/Bahan Tambahan yang digunakan
Agregat Kasar (Batu Pecah) : Rp. 462.500,- / m3
Agregat Halus (Pasir) : Rp. 30.000,- / m3
Semen Gresik : Rp. 54.000,- / Karung (40 kg) = ( Rp. 691.875,- / m3
Air : - (air sumur)
Apabila
bubuk silika yang dihasilkan dari proses pembakaran kelapa sawit diproyeksikan
menggantikan semen 5 – 25% maka biaya penggunaan semen terpangkas hingga Rp.657.282,-
sampai dengan Rp.518.910,-/ m3.
Keadaan
bubuk Silika yang dimaksud adalah dengan ketentuan ukuran butiran bubuk silika
yang seragam dengan ukuran butiran bubuk semen, atau yang lolos uji saringan
No. 200. Bubuk yang diambil hanya dari abu pembakaran cangkang kelapa sawit
yang memang memiliki kandungan unsur Silika yang lebih tinggi dibandingkan
serabut dan tandannya. Prediksi pengikatan pasta semen pada campuran beton
tidak akan berkurang atau tidak terlihat perbedaannya secara signifikan karena
reaksi abu silika yang bereaksi dengan kandungan kapur bebas yang merupakan
unsur lemah pada kandungan beton.
Prototype beton yang dihasilkan dari percobaan kedepan
diprediksi tidak mempengaruhi mutu beton tinggi dengan rencana kuat tekan
K-250. Yang perlu diperhitungkan adalah nilai persentase rencana penggantian
semen oleh abu pembakaran kelapa sawit. Hal ini dikarenakan pada percobaan 5%
penggantian semen oleh abu bakar kelapa sawit tidak ada perbedaan signifikan
dengan beton normal.
PENUTUP
Simpulan
Abu
Hasil Pembakaran limbah padat kelapa sawit menghasilkan banyak unsur silika. unsur
Silika ditambahkan pada campuran beton, maka unsur Silika tersebut akan
bereaksi dengan kapur bebas ( Ca(OH)2 ) yang merupakan unsur lemah
dalam beton menjadi gel CSH baru. Gel CSH nerupakan unsur utama yang
mempengaruhi kekuatan pasta semen, meningkatkan kuat lekat antara pasta semen
dengan agregat dan kekuatan beton. Jika Limbah kelapa sawit ini dapat
menggantikan semen sebesar 5 - 25%, maka biaya pengecoran dapat terpangkas
hingga 25%.
Saran
Perlu
suatu penelitian dan percobaan campuran beton dengan penggantian bahan semen
dengan persentase tertentu terhadap karakteristik kuat tekan beton serta angka
biaya produksi/cetak beton.
Pemanfaatan limbah padat kelapa sawit ini dapat diproyeksikan untuk menggantikan sebagian keberadaan semen dalam campuran beton atau minimal dapat dijadikan bahan tambahan untuk meningkatkan kualitas beton mutu tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
........,.2004. “Limbah
cair berbagai industri di Indonesia”. Universitas Sumatra Utara: Sumatra Utara
Liliana.
2010. “Buku Penuntun Praktikum Beton”. Jurnal Fakultas Teknik Jurusan/Program
Studi Teknik Sipil. Palangka Raya
Mulyanto,
Tri. 2013. “Potensi Kertas Koran sebagai Bahan Campuran pada pembuatan Beton”.
Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya: Palangka Raya
Mulyono,
T., 2004. “Teknologi Beton”. Andi. Yogyakarta
Tjokrodimulyo, K. 1996.
“Teknologi Beton”. Nafitri. Yogyakarta
Zahrina, Ida. 2007.
“Pemanfaatan Abu Sabut dan Cangkang Kelapa Sawit sebagai sumber Silika pada
Sintesis ZSM-5 dari Zeolit Alam”. Jurnal Sains dan Teknologi; Jurusan Teknik
Kimia Univ. Riau: Pekanbaru
artikel ditulis dan direvisi oleh: Tomy Tegar
Belum ada Komentar untuk "POTENSI LIMBAH KELAPA SAWIT DALAM CAMPURAN BETON"
Posting Komentar