Produk Domestik Regional Bruto Hijau dan Pembangunan Ekonomi Yang Berkelanjutan

 

Produk Domestik Regional Bruto Hijau dan Pembangunan Ekonomi Yang Berkelanjutan

Oleh Dr. H. Syayuti, S.T., M.T. dan Dr. Murgianto, M.S.

            Pembangunan ekonomi adalah suatu proses untuk meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat secara terus menerus dalam jangka yang panjang guna mewujudkan kemakmuran masyarakat pemerintah daerah terus berupaya memanfaatkan sumber daya alam dan teknologi, modal dan sumber sumber daya manusia untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi. Maka tidak salah jika selama ini upaya yang dilakukan oleh pemerintah adalah menciptakan pertumbuhan ekonomi yang sebesar-besarnya. Tetapi, langkah tersebut belum diikuti dengan pemeliharaan sumber daya alam yang memadai. Hal ini terlihat dari banyaknya kasus kasus kerusakan lingkungan di area hutan, pertambangan, perairan dan kelautan, bahkan perkebunan, dan banyak proyek-proyek besar yang ingin memanfaatkan sumber daya alam tanpa menganalisis dampak lingkungan dan tanpa ada upaya perbaikan-perbaikan lingkungan. Apabila upaya tersebut terus dilakukan tanpa adanya pemeliharaan lingkungan maka sumber daya alam akan berbalik menurunkan pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah karena sumber daya alam semakin habis. Oleh karena itu, tindakan tersebut harus diakhiri dan menerapkan konsep pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

            Pembangunan ekonomi adalah suatu proses untuk meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat secara terus menerus dalam jangka yang panjang. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan  adalah suatu konsep pemanfaatan sumber daya alam secara berkesinambungan yang artinya sumber daya alam harus dapat dimanfaatkan terus menerus pada generasi yang akan datang. Di era otonomi daerah untuk meningkatkan pendapatan masyarakat banyak strategi yang dilakukan oleh pemerintah daerah, salah satu strateginya adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya alam, sumber daya manusia, teknologi, dan modal. Akan tetapi, yang paling dominan dilakukan adalah memanfaatkan sumber daya alam yang ada di suatu daerah secara besar-besaran

Pembangunan ekonomi yang memanfaatkan sumber daya alam pasti selalu mengalami penyusutan-penyusutan.  selama ini pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah belum menghitung penyusutan-penyusutannya sehingga di masa yang akan datang akan rawan terjadi degradasi atau pengurangan sumber daya alam secara besar-besaran yang pada akhirnya menghambat pembangunan ekonomi di suatu daerah. Eksploitasi sumberdaya alam terus dilakukan  di berbagai wilayah untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Dampak pembangunan ekonomi sampai saat ini dirasa masih belum memadai bila dibandingkan dengan jumlah sumber daya alam yang telah dieksploitasi. Daya dukung sumber daya alam sangat terbatas dan tingginya tingkat pertumbuhan penduduk menyebabkan tingkat keserasian kependudukan dan lingkungan hidup alamiah semakin tidak serasi. Sehingga terjadi pembangunan ekonomi yang mengabaikan perbaikan lingkungan. Sampai saat ini belum diterapkan kebijakan pembangunan yang menghitung berapa jumlah sumber daya alam yang sudah dikelola dan berapa cadangan sumber daya alam yang ada di suatu wilayah. Dan juga belum diketahuinya neraca sumber daya alam yang ada di suatu wilayah apakah masih surplus atau defisit. Oleh karena itu, pembangunan ekonomi di suatu daerah harus ditinjau kembali. Artinya, kebijakan pembangunan ekonomi yang memanfaatkan sumber daya alam harus diikuti dengan penghitungan penyusutan sumber daya alam dan menghitung neraca sumber daya alam yang ada di suatu daerah.

            Konsep yang ditawarkan dalam pengelolaan sumber daya alam di suatu daerah dengan menggunakan pendekatan PDRB hijau. PDRB hijau adalah suatu konsep pembangunan ekonomi yang sudah menerapkan penyusutan-penyusutan sumber daya alam dengan memasukkan unsur biaya kerusakan lingkungan dan biaya konservasi lingkungan

            Mengapa pendekatan PDRB hijau harus dilakukan saat ini? Karena PDRB yang dihitung saat ini hanya menggunakan metode produksi dan belum memasukkan biaya penyusutan, biaya kerusakan, dan biaya konservasi sumber daya alam. Sehingga, PDRB yang disajikan saat ini masih belum bersih atau masih abu-abu dalam arti masih menyisakan masalah yang biayanya belum disediakan. Akibatnya dalam jangka panjang sumber daya alam akan habis dan pembangunan ekonomi akan terhenti pada sektor-sektor yang berbasis ekonomi sumber daya alam.


PEMBANGUNAN EKONOMI BERKELANJUTAN

         Pembangunan ekonomi berkelanjutan adalah konsep pembangunan yang memanfaatkan sumber daya alam dengan memperhatikan hak-hak generasi yang akan datang. Artinya, dalam pemanfaatan sumber daya alam selalu memperhatikan konservasi dan menjaga kerusakan lingkungan dan membiayai kerusakan lingkungan yang terjadi higga sumber daya alam dalam jangka yang panjang masih tetap utuh adanya.

            Pembangunan ekonomi berkelanjutan menurut Komisi Brundtland yaitu pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Akan tetapi fenomena yang terjadi saat ini

            PERHITUNGAN NILAI LINGKUNGAN HIDUP

Secara implementatif dapat dirumuskan sebagai berikut :

NNP = GNP – Dm – Dn

Keterangan :

NNP  = Pendapatan Nasional Neto Berkesinambungan.

Dm   = depresiasi aset-aset/modal manufaktur.

Dn    = depresiasi aset- aset/modal lingkungan yang dinyatakan dalam satuan moneter (uang) tahunan. 

NNP  = GNP Dm Dn R - A

R adalah pengeluaran untuk mengembalikan modal lingkungan.

A adalah biaya untuk mengatasi kerusakan lingkungan.

( Todaro )

Berdasarkan rumus tersebut, semua pemanfaatan sumber daya alam harus dihitung penyusutannya, berapa biaya kerusakan serta biaya konservasi sehingga sumber daya alam yang ada tetap bias memberikan manfaat ekonomi dan social pada generasi yang akan datang.

MASALAH YANG DITIMBULKAN

Pembangunan ekonomi yang mengabaikan perbaikan lingkungan menyebabkan beberapa masalah yaitu semakin banyaknya bencana di areal sumber daya alam, Semakin menurunnya tingkat kesuburan tanah, Produktivitas menurun, Kesehatan lingkungan menjadi sangat buruk, dan semakin banyak warga masyarakat miskin di areal sumber daya alam. Secara nasional banyak terjadi bencana sehingga banyak menyedot dana APBN untuk perbaikan. Terlebih lagi jika tidak seimbangnya hasil yang dicapai dengan pengorbanan sumber daya alam. Maka, dalam jangka panjang akan terjadi keterpurukan ekonomi pada daerah yang mengandalkan sumber daya alam. Hal ini terbukti dari tahun ke tahun pendapatan per kapita masyarakat tidak kunjung meningkat tetapi ketersediaan sumber daya alam semakin berkurang.

KONDISI SUMBER DAYA ALAM SAAT INI

Apabila kita cermati, kondisi sumber daya alam di daerah-daerah banyak terjadi kemerosotan seperti semakin mengecilnya area hutan, semakin banyak kasus-kasus pengurangan jumlah hutan, semakin menurunnya tingkat kesuburan tanah, banyaknya perusahaan-perusahaan yang tidak melakukan amdal dalam perusahaannya. Semakin berkurangnya sumber daya alam tersebut mengakibatkan banyaknya kemiskinan dan pengangguran di area sumber daya alam tersebut. Selain dampak tersebut juga mengakibatkan terjadinya banyak bencana alam di area-area sumber daya alam yang semakin berkurang tadi seperti banjir dan tanah longsor.

PENERAPAN PDRB HIJAU

Salah satu aplikasi dari metode perhitungan sumberdaya alam dan lingkungan adalah penyusunan nilai produk domestik regional hijau. Pendapatan regional adalah pendapatan suatu wilayah atau daerah propinsi kabupaten kota yang sudah memasukan dimensi lingkungan yang meliputi hilangnya sumberdaya alam dan degradasi lingkungan. PDRB saat ini setiap pengambilan sumber daya alam dari lingkungan seperti hutan,tambang dll hanya dipandang sebagai paktor produksi yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Tanpa kita sadari bahwa dalam proses pembangunan terjadi penyusutan sumber daya alam. PDRB hijau adalah implementasi dari konsep pembangunan berwawasan lingkungan, karena dalam perhitungan produksi di sektor perekonomian telah memperhitungkan faktor penyusutan lingkungan, pemeliharaan lingkungan, perbaikan lingkungan kalau terjadi kerusakan. Menurut Suparmoko, PDRB memasukka unsur deplisi dan degradasi sumber daya alam serta lingkungan. Dimana PDRB hijau adalah produk domestic regional bruto yang telah dikurangi biaya penyusutan, biaya krusakan lingkungan, dan biaya konservasi lingkungan. Manfaat dari penerapan PDRB hijau ini antara lain memberikan gambaran kondisi dan fungsi sumber daya alam dalam perekonomian dan masukan dalam perumusan rencana pengelolaan sumber daya alam dan oerekonomian suatu daerah.

AGENDA AKSI

     Agenda aksi atau langkah yang harus diambil oleh pemerintah yaitu, mengubah kebijakan pembangunan ekonomi di indonesia atau Kalimantan Tengah  dengan menerapkan PDRB hijau, dimana setiap kabupaten kota  harus menghitung pendapatan daerahnya  dengan memasukan unsur pemeliharaan lingkungan, pemulihan lingkungan dan penyusutannya sehingga pendapatan kabupaten kota  tersebut benar-benar bersih. Kebijakan ini harus ditempuh karena degradasi lingkungan hidup saat ini sudah diambang batas yang sangat mengkawatirkan (lihat kasus yang ditimbulkan oleh kerusakan lingkungan hidup) dan juga pemerintah harus menekan pertumbuhan penduduk dan menghapus kemiskinan .  

AGENDA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Pembangunan berkelanjutan adalah suatu konsep pembangunan yang mengelola sda untuk kemakmuran generasi sekarang tanpa mengurangi hak-hak generasi yang akan datang akan keberadaan sumber daya alam yang ada. Maka perlu dilakukan penerapan PDRB hijau pada semua kabupaten kota serta menyusun neraca lingkungan di semua kabupaten/kota.

TINDAKAN YANG SALAH

Semua pengeluaran untuk kegiatan yang berusaha melindungi lingkungan atau untuk memperbaiki kualitas lingkungan telah dihitung sebagai peningkatan nilainya (nilainya ditambahkan dalam PDRB dan pendapatan regional yang seharusnya untuk perbaikan lingkungan. Tetapi PDRB yang sekarang disajikan masih dalam kondisi kotor meskipun di laporan sudah dalam bentuk bersih dan juga Amdal yang hanya menguntungkan pelaksana proyek daripada memihak kelestarian lingkungan.

 

Daftar Pustaka

Michael  P.  Todaro  dan  Stephen  C.  Smith  2011. Pembanguan  Ekonomi  Edisi Kesebelas. Jakarta. Penerbit  Erlangga.

Suparmoko, M. 2002. Ekonomi Publik, Untuk Keuangan dan Pembangunan Daerah. Andi. Yogyakarta

Brundtland, G.H., editor. 1987. Report of The World Commission on Environment and Development, The United Nation.


Penulis :

Dr. H. Syayuti, S.T., M.T.

syayuti1977@gmail.com

2 Komentar untuk "Produk Domestik Regional Bruto Hijau dan Pembangunan Ekonomi Yang Berkelanjutan"

  1. Gagasan yang bagus.
    Sudah selayaknya pemerintah selaku regulator menegaskan arah pembangunan dan membuat aturan yang ketat mengenai itu. Semua kegiatan Ekonomi harus mempertimbangkan lingkungan serta sustainabilitas sumber daya alam.
    Namun faktanya sekarang kegiatan Ekonomi hanya berorientasi pada pencapaian keuntungan yang sebesar besarnya dengan menghiraukan dampak negatif terhadap lingkungan.

    BalasHapus
  2. Terimakasih kak atas komentarnya. Semoga blog ini dapat berkembang ke depannya. Aminn.

    BalasHapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel